SAMARINDA,PAKELONAN
POST, sekitar 100 orang massa dari berbagai macam organisasi
dilengkapi dengan atribut bendera dan poster berisi kritik juga kecaman dari
masing-masing ormas serta okp tadi pagi (30/5)meramaikan aksi boykot ponton
batu bara yang dilakukan oleh GKM (Gerakan Kaltim Menggugat) mereka terdiri
dari mahasiswa, gabungan ormas dan okp sekalimantan timur. Beberapa diantaranya
adalah perwakilan dari Senat Untag, Unmul, KNPI Viktor, Lira, Pemuda Demokrat
Indonesia Bersatu, LPADKT, HIMA KUKAR, LKK, dan beberapa ormas lainnya. Aksi
ini dimulai pada pukul 10.00 dan bertempat di titik kumpul di depan halaman
kantor Gubernur. Viktor yuan selaku kordinator lapangan menyatakan bahwa aksi
ini digelar sebagai salah satu bentuk perjuangan rakyat kaltim dalam menuntut
hak-haknya serta peringatan kepada pusat agar dapat meninjau kembali rencana
kebijakan terkait dengan pembatasan kuota BBM di kaltim. Ia menyatakan bahwa
kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat itu tidak adil dan sangat
memberatkan karena kaltim yang notabennya sebagai daerah kaya yang banyak
memberikan sumbangsih devisa dan pendapatan negara dari hasil sumber daya alam
yang melimpah malah mendapatkan diskriminasi berupa pembatasan kuota bbm
dibanding dengan kota-kota lainnya.
Dalam aksi siang tadi massa melakukan aksi Boykot pasokan batu
bara keluar kaltim dengan menghadang dan menjaga jalur pasokan kapal ponton
yang berisi muatan ton batu bara dari bumi kaltim yang akan dikirim ke pusat. Dengan
menumpangi 8 buah kapal kelotok ditambah dengan 2 perahu speed boat Tepat
dibawah jembatan Mahakam Massa berkumpul, menyisir dan swiping terhadap ponton
yang akan mengirim batu bara kepusat, tetapi alih-alih mendapatkan ponton yang
membawa muatan batu bara, sampai pukul 18.00 sore tadi tidak di temukan satu
kapalpun yang melewati jalur sungai mahakam.
Memang suatu kenyataan pahit apabila ada suatu daerah yang
mempunyai sumber daya alam dan dapat dikatakan sebagai salah satu daerah penghasil
BBM malah mendapatkan pangkasan kuota bbm, maka semakin jelas jika ada anggapan
bahwa kaltim adalah anak tiri dinegeri sendiri,bagaikan sapi perah yang selalu
diambil susunya tetapi tidak pernah diperlakukan khusus oleh majikannya itu
benar adanya.
Ironis memang melihat hal ini terjadi didaerah yang notabennya
adalah kota penghasil minyak di Indonesia malah diberi batasan kuota. Penulis
jadi teringat dengan kutipan presiden pertama kita yang pernah mengatakan bahwa
“aku mampu memerdekakan indonesia karena yang kulawan adalah negara lain,
tetapi tugas kalian akan lebih berat karena nanti yang kalian lawan adalah
negara kalian sendiri” perkataan tersebut mengisyaratkan bahwa pada masa ini
lah yang soekarno maksud untuk melawan negara sendiri, dalam hal ini adalah
melawan oknum-oknum yang tidak bijak dan tidak santun dalam memberikan
kebijakan yang bersifat vital. Mereka terlalu nikmat tertidur lelap dengan
mimpi-mimpi indah mereka,maka kita berkewajiban untuk membangunkan mereka dari
mimpi-mimpinya dan menyiramkan air pencerahan kepada mereka kaum elit politik
yang berkuasa. Sudah saatnya masyarakat kaltim menuntut dan meminta hak-hak
yang selama ini telah diperkosa dan disodomi oleh elit politik pusat melalui
kebijakan-kebijakannya yang tidak pro rakyat. Ingat tuhan meminta kita untuk
berperang maka rapatkan lah barisan dan lawan.(Choirul) JURNAL PEMUDA BERAU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar