Setelah sepuluh tahun gerbong
reformasi terbengkalai dan dipenuhi oleh para ‘bajing loncat’, maka kini
saatnya kaum muda mengambil alih kepemimpinan dan menjadi kekuatan baru
Indonesia. Lewat jalan mana? Lewat jalan republik, lewat jalur demokrasi.
Komaruddin Hidayat, Rektor UIN
Jakarta di Kompas (7/10) mengungkapkan, ada tiga syarat
utama seorang pemimpin. Pertama, seorang pemimpin harus visioner, mampu melihat
ke depan bagaimana membuat perencanaan strategis jangka panjang agar bangsa dan
rakyatnya kian maju, bukan terperosok mundur.
Kedua, mampu menggerakkan
orang-orang terdekatnya sehingga muncul teamwork yang solid dan antusias untuk
melaksanakan visinya.
Ketiga, memiliki inisiatif yang bisa
dijelaskan kepada orang lain sehingga memperoleh dukungan luas dari rakyatnya.
Kita, khususnya saya dan teman-teman
yang memiliki kesempatan emas untuk belajar di negeri Belanda, bersama-sama
dipanggil untuk kembali memperkuat idealisme dan visi ke depan dengan serta
menegaskan sikap kita untuk memihak kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Pada tahun 1922 atas inisiatif
Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi
Ekonomi) di Rotterdam, organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische
Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia (PI). Majalah mereka, Hindia Poetra,
kemudian juga berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Mari kita bersama-sama menggali
kembali semangat para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda
dan menjadi pemimpin-pemimpin Indonesia (dalam usia muda).
Sebagai the rising generation,
kini saatnya kita sebagai putra-putri bangsa yang segar dan energik,
membuktikan bahwa orang muda mampu mewujudkan hararapan dan cita-cita para
pendiri.
Kesadaran adalah matahari,
Kesabaran adalah bumi,
Perjuangan adalah pelaksanaan
kata-kata!
Suumber :www.masboi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar