KabarIndonesia - Perempuan dapat memasangnya sendiri seperti kondom perempuan biasa dan ini bisa mencegah penyakit kelamin atau kehaliman yang tidak direncanakan. Juga bisa mencegah pemerkosaan.
Paling tidak menurut pembuatnya dari Afrika Selatan. Di dalam kondom anti perkosaan itu terdapat bagian-bagian tajam yang mengena kulit penis pada saat senggama, sehingga penis 'terjebak'. Apakah ini pemecahan yang realistik menghadapi budaya kekerasan terhadap perempuan di Afrika Selatan ? Laporan koresponden Michael Baas.
"Setiap 26 detik seorang perempuan diperkosa di Afrika Selatan", kata dr Sonnet Ehlers penemu kondom anti perkosaan. Kondom itu diberi mana 'The Rape-aXe' dimasukan kedalam vagina seperti tampon pembalut wanita. Setelah berada di dalam vagina si pemakai tidak merasakan apa-apa. Seperti kondom perempuan, kondom ini memblokir sperma masuk lebih jauh kedalam tubuh. Jadi berfungsi sebagai kontrasepsi dan mencegah perempuan dari virus HIV atau penyakit-penyakit kelamin lain. Inilah persamaan kondom anti perkosaan dengan kondom perempuan. 'The Rape-aXe' juga dirancang untuk melawan pemerkosaan.
Ditahan Pada saat senggama, begitu si pria mencabut penisnya, bagian-bagian tajam mengenai kulit penis. Bagian-bagian tajam itu tidak mengena selaput di bawah kulit penis sehingga tidak mengakibatkan pendarahan. Sekalipun sampai terjadi pendarahan, darah itu berada di dalam kondom sehingga tidak menimbulkan risiko atau infeksi HIV.
Begitu kondom tersebut melekat pada penis, kata dr Sonnet Ehlers maka si pemerkosa tidak bisa melepaskan sendiri kondom itu, karena sakit dan kulit penisnya rusak. Ia terpaksa harus minta bantuan tenaga medis atau dokter untuk melepaskan kondom tersebut. Dengan demikian ia akan mudah ditahan. Dr Ehlers tidak percaya, seorang pria yang mau melakukan pemerkosaan akan memeriksa terlebih dahulu apakah korbanya memakai kondom anti-perkosaan: "Saya ke penjara dan bertemu dengan pelaku pemerkosaan. Kebanyakan dari mereka terkejut ........ Saya bilang, apakah kamu akan memeriksa dulu apakah si korban memakai Rape-aXe? Mereka bilang tidak, karena dalam prateknya dalam sekejap pemerkosaan kemudian lari, harus cepat dan lari dari tempat kejadian".
Risiko Tinggi
Mengambil tindakan untuk mempertahankan diri dan menakut-nakuti pelaku pemerkosaan kedengarannya seperti suatu strategi yang berisiko tinggi, tapi dr Ehlers tidak takut penemuannya akan menempatkan perempuan pada posisi yang lebih berbahaya dan membuat pelaku pemerkosaan menjadi lebih biadab. Dr Ehllers : "Pemerkosa sudah biabad. Saya tidak akan membuat mereka lebih biadab lagi dengan Rape-aXe. Dan kalau mereka kemudian membunuh korban, mereka lebih celaka lagi karena tidak bisa melepaskan sendiri kondom anti perkosaan itu. Mereka harus ke rumah sakit dan akan mudah di-identifikasi. Paling tidak ia ditahan karena melakukan pemerkosaan dan bukan pembunuhan lalu pemerkosaan". Ini tentu dengan anggapan bahwa si pemerkosa ketika mengetahui bahwa penisnya diselaputi bagian-bagian tajam yang tidak mudah dilihat dengan mata akan melampiaskan amarah kepada korban. Di situs web dr Ehlers disebutkan bahwa kondom anti perkosaan itu 'memberi peluang bagi korban untuk melarikan diri'. Ini merupakan faktor yang 'menguntungkan'. Dr Ehlers : "Ketika ia melihat, apa yang terjadi dengan penisnya, si korban punya waktu untuk lari. Si pemerkosa tidak bisa mengejarnya. Bintik-bintik tajam itu mengena kulit penis yang sedang ereksi. Penis tidak bisa ke kondisi normal, karena terkena bintik-bintik tajam. Si pemerkosa tidak bisa kencing, karena bintik-bintik tajam itu akan masuk lebih dalam ke kulit penisnya kalau ia berusaha melepaskan sendiri kondom tersebut".
Menggelikan
Di situs Radio Nederland pria Afrika Selatan memberikan komentar bahwa mereka cemas. 'Muslihat' itu menurut mereka akan justru akan lebih memancing kekerasan. Ada beberapa komentar yang terpaksa dicabut dari situs Radio Nederland karena bersifat sangat menghina dan membenci perempuan. Ada komentar yang mengatakan, pemerkosa akan memilih untuk melakukan pemerkosaan anal. Dr Ehler menyebut komentar itu 'menggelikan'. "Siapa yang mau memilih berlian dengan batu-bara?", katanya. Menurutnya, tidak banyak pria yang sampai berpikir untuk melakukan senggama anal karena 'anus penuh bakteri'. Yang paling bisa dicemaskan, kondom Rape-aXe itu akan digunakan bagi istri-istri yang mau melakukan balas dendam terhadap suami-suami mereka.
Pencegahan
Sebuah penelitian tahun 2009 oleh sebuah lembaga peneliti medis Afrika Selatan mengenai kekerasan seksual oleh pria di negara itu, sangat mencemaskan. Lebih dari seperempat pria yang ditanya mengaku pernah melakukan pemerkosaan. Banyak dari mereka bahkan beberapa kali. Laporan itu menyimpulkan bahwa 'Mencegah pemerkosaan harus dititik-beratkan pada perubahan norma-norma kejantanan dan seksualitas, juga secara struktural mendefiniskan aya yang dikategorikan sebagai pemerkosaan. Jawaban dr Ehler adalah : Rape-aXe. Saat ini ia mengumpulkan dana untuk menyebarkan 30.000 kondom anti-perkosaan secara gratis bagi perempuan Afrika Selatan. Oleh: Michael Blass
Tidak ada komentar:
Posting Komentar